-->

Mahasiswa Unnes memiliki omzet 1 Miliar dengan usaha ini

Mahasiswa Unnes memiliki omzet 1 Miliar dengan usaha berjualan susu (Its Milk)

Semarang – mempunyai usaha yang berhasil membuat Mohamad Faisal Hidayat bersyukur. Berkat usahanya, mahasiswa D3 Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini dapat membiayai kuliah hingga selesai. Faisal juga membeli empat mobil keluarga dambaannya. Untuk mengungkapkan rasa syukur nya Faisal membagikan seribu gelas susu kepada wisudawan lain dan keluarganya saat diwisuda pada Selasa (7/3).

Faisal mengawali usaha penjualan susu pada awal 2013. Dengan uang Rp1,3 juta ia nekat menyewa kios di Jalan Cempaka, Sekaran, tidak jauh dari kampusnya. Tidak disangka, usaha penjualan susu dengan merek Its Milk itu berhasil. Pada bulan pertama saja dia dapat mengantongi keuntungan Rp5 juta. Keuntungan itulah yang digunakannya untuk melunasi sewa kios.

Saat nego saya bilang ke pemilik kios, kalau bulan depan tidak bisa bayar saya siap diusir. Tapi saya bersyukur, ternyata saya bisa dapat lima juta. Uang itu yang saya pakai buat lunasi sewa kios,” katanya.
Sukses dengan satu outlet tak membuat Faisal berpuas diri. Ia berusaha membangun outlet Its Milk lain. Hasilnya, dalam 3,5 tahun saja ia telah memiliki 15 outlet di 13 kabupaten/kota yang tersebar di lima provinsi. Selain di Jawa Tengah, ia membuka outlet di Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Lombok (NTB). Jika dirata-rata ia bisa membuka satu outlet baru per dua setengah bulan.

Dengan 15 outlet yang dimilikinya, omzet bisnisnya semakin besar. Dalam sebulan, omzetnya bisa lebih dari Rp1 miliar. Satu outlet dengan outlet lain mengumbang omzet yang beragam. Outlet yang sepi hanya beromzet Rp30 juta, tapi outletnya yang ramai omzetnya bisa mencapai Rp400 juta. Faisal menolak mengatakan jumlah keuntungan bersihnya. Tapi ia memberi ancer-ancer: “Kurang lebih sepertiganya,” katanya.

Namun, tidak semua keuntungan itu masuk ke rekening pribadinya. Sejak awal ia berkomitmen untuk mengembalikan keuntungan yang diraih untuk diinvestasikan kembali. Karena itulah cabang usahanya bertambah dalam waktu singkat.

Keluarga Pernah Bangkrut
Dengan usaha itu, Faisal tak hanya sukses membiayai kuliahnya. Ia juga bisa menyekolahkan adik terakhirnya. Dan yang membuatnya bangga, ia bisa membeli mobil keluarga seperti yang diinginkannya sejak lama. Bukan hanya satu, tapi empat. Tiga mobil digunakan sebagai operasional satu mobil digunakan pribadi olehnya.

Keinginan Faisal membeli mobil berangkat dari pengalaman yang tak mengenakkan. “Keluarga saya bukan keluarga kaya, keluarga biasa saja. Kalau bepergian saat lebaran kami harus numpang mobil om atau pakdhe. Mama dan adik-adik numpang om, saya dan bapak numpang pakdhe. Terpisah. Saya sedih. Sejak saat itu saya bertaked pengin bisa beli mobil keluarga sendiri,” kata anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Faisal bukan berasa dari keluarga berada. Orang tuanya pernah usaha kecil-kecilan, dari berdagang tamiya, buka rental playstation, jual beras, ikan, bahkan pernah jualan tampah. Bapaknya juga pernah jadi pemborong tempat pelelangan ikan. Tapi usaha itu belum membuahkan hasil karena ditipu.
Menurut Faisal, kondisi ekonomi keluarganya kurang sehat sejak terjadi krisi moneter. Akibatnya, keluarganya harus berpindah-pindah. Tidak kuat tinggal di Bekasi, mereka sempat pindah ke Klaten sebelum akhirnya kembali pindah ke Brebes.

Kondisi ekonomi itulah yang sempat membuat Faisal sempat pesimis bisa kuliah. Tapi ketika ia diterima di Program D3 Teknik Elektro UNNES, ia memberanikan diri untuk merantau ke Semarang.
“Saat itu bisa dibilang modalnya zero. Mama gak kasih uang saat itu. Mama pesan supaya saya berusaha sendiri supaya kuliah dan menghidupi diri di Semarang,” kenangnya.

Dalam situasi sulit itu Faisal merintis usaha. Dengan gerobak ia membuka usaha sate aci. Dengan gerobak pula ia pernah jualan olos dan coklat. Semua usaha itu dilakukan di sekitar kampus. Meskipun tidak rugi, usaha-usaha itu hanya memberinya sedikit keuntungan. Hanya cukup untuk bertahan hidup. Karena itulah ia putar otak lebih keras supaya bisa temukan usaha yang lebih menjanjikan.
Pada semester ketiga, ia memperoleh bantuan usaha melalui Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Modal sebesar Rp5 juta itu ia gunakan untuk riset pasar dan tersisa hanya Rp1,3 juta. Dengan uang sisa itulah ia memulai usaha Its Milk.

Saat usahanya mulai naik, ia merekrut dua teman kuliah untuk mengelola usahanya. Karena tak bisa memberi gaji, Faisal menjanjikan saham kepada keduanya. Kebetulan, salah satu temannya adalah pacar Faisal sendiri.

Kuliah dan Organisasi Tetap Jalan
Sukses berbisnis tak membuat Faisal abai pada kuliahnya. Ia masih bisa mendapatkan indeks prestasi di atas tiga. Kegiatan organisasi pun tak ia tinggalkan. Saat kuliah ia aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa. Bahkan pada 2013 lalu ia terpilih menjadi salah satu menteri di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) universitas. Kegiatan ekstrakuliernya di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Semarang juga tak ia tinggalkan.

“Harus pintar-pintar bagi waktu memang. Kadang kuliah saya tinggalkan, kadang organisasi yang saya tinggal, kadang Its Milk saya tinggal juga,” katanya.

Bahkan, setelah diwisuda dari UNNES, ia berencana melanjutkan pendidikan. “Mungkin saya akan ambil S1 supaya jadi sarjana teknik. Tapi mungkin juga sampai S2,” kata Faisal.

Ia mengaku bersyukur dengan berbagai pencapaiannya. Ia berharap ceritanya dapat menginspirasi orang lain. Oleh karena itu, ia ikhlas berbagi susu, jenis minuman yang membuatnya bisa seperti sekarang. Dengan membagikan seribu gelas susu ia ingin menginspirasi seribu orang agar senantiasa semangat meraih cita-citanya.

Tidak hanya wisudawan, dalam wisuda di auditorium UNNES Selasa (7/3) itu, Rektor UNNES prof Dr Fathur Rokhman. Rektor mengajak Wakil Rektor dan Dekan untuk mencoba minuman yang dibuat Faisal. Dengan toga masih melekat di badan Faisal membagikan susu-susu itu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel