-->

Kemampuan Nalar Siswa di Indonesia Sangat Memprihatinkan


Bermain bentuk (http://novehasanah.blogspot.co.id)
Daya nalar merupakan satu istilah yang sudah lumrah dalam dunia pendidikan. Karena setiap aktivitas yang berhubungan dengan proses pembelajaran pasti di dalamnya terdapat istilah daya nalar atau juga sering diistilahkan dengan daya serap.

Bahkan lebih jauh lagi dapat diketahui bahwa melalui daya nalar inilah maka seorang anak dapat diukur tingkat kemampuan intelegensinya atau tingkat prestasi belajar yang diraihnya, semakin baik daya nalarnya dalam mencermati materi-materi yang diajarkan oleh guru, maka semakin mudah bagi mereka untuk memahami makna apa yang terkandung dibalik disiplin yang sedang dipelajarinya. Sebaliknya lemahnya daya nalar seseorang akan berpengaruh terhadap kesulitan mereka menelaah setiap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Berangkat dari uraian seperti itulah secara umum dapatlah dikatakan bahwa daya nalar adalah suatu kemampuan intelegensi atau kemampuan akal manusia dalam mencerna segala rangsangan yang terjadi dari luar dirinya, dimana rangsangan tersebut kemudian lewat pencerahan dalam akal dapat menjadi suatu kerangka dasar pengetahuan yang menjadi landasan berpijak bagi setiap pembelajar. Isitilah daya nalar terdiri dari dua istilah yang masing-masing memiliki makna tersendiri, yakni daya dan nalar, atau daya serap.

Sosiolog Universitas Sumatera Utara Prof Dr Badaruddin, MA mengatakan, minat baca anak-anak Indonesia perlu lebih ditingkatkan lagi untuk memperoleh penalaran yang lebih baik dan memiliki kecerdasan."Sebab, selama ini penalaran yang dimiliki anak-anak Indonesi masih lemah dan perlu mendapat perbaikan," kata Badaruddin di Medan, Sabtu.

Oleh karena itu, menurut dia, para orang tua mau pun guru-guru di sekolah perlu lebih mengarahkan siswa SD, SMP, dan SMA agar fokus membaca buku-buku pelajaran di sekolah."Selain itu, anak Indonesia juga diberikan buku-buku bacaan ilmiah, pengetahuan umum dan lainnya yang berbobot untuk menambah wawasan, serta meningkatkan penalaran," ujar Badaruddin.

Badaruddin menjelaskan, anak-anak Indonesia memang dikenal unggul di bidang hapalan, namun lemah dalam hal penalaran.Sehubungan dengan itu, para guru di sekolah disarankan untuk memberikan penalaran dan hapalan bagi siswanya,"Melalui kegiatan tersebut, diharapkan anak-anak Indonesia semakin cerdas, pintar, berkualitas dan mampu menyaingi pelajar yang ada di luar negeri," kata mantan Dekan Fisip USU itu.

Sebelumnya, pada hasil survei 2012, Indonesia menempati peringkat 71 dari 72 negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). PISA merupakan sistem ujian yang diinisiasi oleh OECD untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi yakni membaca, matematika, dan sains.



Sumber:
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/12/24/oip36t313-tingkat-nalar-anak-indonesia-lemah
https://dewasastra.wordpress.com/2012/03/18/daya-nalar-dunia-pendidikan/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel