Gerakan Literasi Sekolah : Tujuan dan Prinsip
Tujuan dan Prinsip Gerakan Literasi Sekolah
Sahabat Dunia Pendidikan yang berbahagia, kembali dalam 4rtikel kali ini akan kita bahas mengenai Tujan dan Prinsip-prinsip pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
gerakan budaya membaca |
Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Tujuan Umum
[ads-post]
Baca Juga :
> Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
> Buku Panduan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SD.
> Buku Panduan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Lengkap Untuk Semua Jenjang.
Tujuan Khusus
- Menumbuh kembangkan budi pekerti.
- Membangun ekosistem literasi sekolah.
- Menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran (learning organization) (Senge, 1990).
- Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management).
- Menjaga keberlanjutan budaya literasi.
Sasaran Gerakan Literasi Sekolah
Prinsip-prinsip Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
Sahabat dunia Pendidikan, Menurut Beers (2009), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang bisa diprediksi.
2. Program literasi yang baik bersifat berimbang
- Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Dengan demikian, diperlukan berbagai strategi membaca dan jenis teks yang bervariasi pula.
- Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua mata pelajaran. Pembelajaran di mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan demikian, pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru semua mata pelajaran.
4. Tidak ada istilah terlalu banyak untuk membaca dan menulis yang bermakna
- Kegiatan membaca dan menulis di kelas perlu dilakukan kapan pun kondisi di kelas memungkinkan. Untuk itu, perlu ditekankan bentuk kegiatan yang bermakna dan kontekstual. Misalnya, ‘menulis surat untuk wali kota’ atau ‘membaca untuk ibu’ adalah contoh-contoh kegiatan yang bermakna dan memberikan kesan kuat kepada peserta didik.
- Kelas berbasis literasi yang kuat akan melakukan berbagai kegiatan lisan berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga harus membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan pandangan satu sama lain.
- Penting bagi pendidik untuk tidak hanya menerima perbedaan, namun juga merayakannya melalui agenda literasi di sekolah. Buku-buku yang disediakan untuk bahan bacaan peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar peserta didik dapat terpajan pada pengalaman multicultural sebanyak mungkin.
sumber : Materi Umum Gerakan Literasi Sekolah